PORTAL BERITA JAWA TIMUR
Selasa, 21/04/2009 17:19 WIB
Perempuan Harus Menyuap dengan Seks
Reporter : A Wirawan
Jember - Gerakan Peduli Perempuan Jember mengecam feminisasi kemiskinan. Selama ini kaum perempuan lebih terpuruk secara ekonomi dibandingkan kaum lelaki. Badan Pusat Statistik menyebut angka penduduk miskin Jember 417 ribu jiwa. Namun, jumlah perempuan miskin di Jember tidak diketahui pasti. Dinas Sosial Jember pernah melansir tahun 2008, bahwa jumlah perempuan miskin di Jember 47.786, 86 perempuan pengemis, 65 perempuan pekerja seks, 1.393 perempuan lansia terlantar, 32 perempuan gelandangan . "Namun data ini pun layak untuk dipertanyakan, karena jelas sangat tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan," kata Ketua Gerakan Peduli Perempuan Jember Sri Sulistyani, Selasa (21/4/2009). GPP memandang, kemiskinan perempuan Indonesia terjadi di sektor ketenagakerjaan, ekonomi, birokrasi, hukum, dan pelayanan publik. Di sektor ketenagakerjaan, perempuan kesuliran mengakses pekerjaan dan menerima diskriminasi upah berdasar jenis kelamin. Perempuan juga kesulitan menguasai sumber-sumber ekonomi. "Dalam hal pelayanan publik, diskriminasi bisa dilihat dari rendahnya angka melek huruf dibandingkan lelaki, masih tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan, dan angka gizi buruk," kata Sulistyani. Yang lebih parah tentu saja di bidang birokrasi. "Sex corruption perempuan menjadi alat suap dan perempuan harus menyuap dengan pelayanan sex," kecam sulistyani. Di bidang hukum, GPP melihat substansi hukum memiskinkan perempuan. Aparat penegak hukum juga belum sensitif gender, dan APBD tidak memberi perhatian khusus kepada perempuan. GPP merekomendasikan pendataan penduduk miskin melalui kerjasama antar lembaga yang berwenang. Standar kemiskinan pun harus jelas, dan ada pemilahan data laki-laki dan perempuan. GPP mendesak agar program untuk penduduk miskin lebih difokuskan pada upaya penguatan ekonomi, dan peningkatan lapangan kerja. "Pembangunan infrastruktur untuk fasilitas masyarakat miskin harus lebih diutamakan dibanding proyek-proyek mercusuar miliaran rupiah yang akhirnya malah bermasalah, misalnya lapangan terbang dan sewa pesawat atau pemasangan lampu jalan secara spektakuler," kata Sulistyani. [wir/kun]
Selasa, 21/04/2009 17:19 WIB
Perempuan Harus Menyuap dengan Seks
Reporter : A Wirawan
Jember - Gerakan Peduli Perempuan Jember mengecam feminisasi kemiskinan. Selama ini kaum perempuan lebih terpuruk secara ekonomi dibandingkan kaum lelaki. Badan Pusat Statistik menyebut angka penduduk miskin Jember 417 ribu jiwa. Namun, jumlah perempuan miskin di Jember tidak diketahui pasti. Dinas Sosial Jember pernah melansir tahun 2008, bahwa jumlah perempuan miskin di Jember 47.786, 86 perempuan pengemis, 65 perempuan pekerja seks, 1.393 perempuan lansia terlantar, 32 perempuan gelandangan . "Namun data ini pun layak untuk dipertanyakan, karena jelas sangat tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan," kata Ketua Gerakan Peduli Perempuan Jember Sri Sulistyani, Selasa (21/4/2009). GPP memandang, kemiskinan perempuan Indonesia terjadi di sektor ketenagakerjaan, ekonomi, birokrasi, hukum, dan pelayanan publik. Di sektor ketenagakerjaan, perempuan kesuliran mengakses pekerjaan dan menerima diskriminasi upah berdasar jenis kelamin. Perempuan juga kesulitan menguasai sumber-sumber ekonomi. "Dalam hal pelayanan publik, diskriminasi bisa dilihat dari rendahnya angka melek huruf dibandingkan lelaki, masih tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan, dan angka gizi buruk," kata Sulistyani. Yang lebih parah tentu saja di bidang birokrasi. "Sex corruption perempuan menjadi alat suap dan perempuan harus menyuap dengan pelayanan sex," kecam sulistyani. Di bidang hukum, GPP melihat substansi hukum memiskinkan perempuan. Aparat penegak hukum juga belum sensitif gender, dan APBD tidak memberi perhatian khusus kepada perempuan. GPP merekomendasikan pendataan penduduk miskin melalui kerjasama antar lembaga yang berwenang. Standar kemiskinan pun harus jelas, dan ada pemilahan data laki-laki dan perempuan. GPP mendesak agar program untuk penduduk miskin lebih difokuskan pada upaya penguatan ekonomi, dan peningkatan lapangan kerja. "Pembangunan infrastruktur untuk fasilitas masyarakat miskin harus lebih diutamakan dibanding proyek-proyek mercusuar miliaran rupiah yang akhirnya malah bermasalah, misalnya lapangan terbang dan sewa pesawat atau pemasangan lampu jalan secara spektakuler," kata Sulistyani. [wir/kun]
saya baru tahu suap sex itu mbak
BalasHapusSuap dg sex, misalnya pada kasus korupsi Amin Nasution(suami Kristina). Penyuap selain mengirim uang juga mengirim perempuan untuk layanan sex. Di Jember ada beberapa kasus pejabat yg ingin naik jabatan atau mempertahankan jabatan harus menyuap dg sex
BalasHapus