Minggu, 16 Agustus 2015

PANCASILA (Dasar Negara yang Terlupakan dan Belum Diketahui Maknanya). Oleh: Ifana Ro’aeta

Dalam hitungan hari Indonesiaku akan genap berusia 70 tahun, usia yang bisa dibilang cukup dewasa untuk sebuah bangsa dan cukup tua untuk ukuran manusia. Berbagai macam rangkaian acara perayaan hari kemerdekaan pun telah disiapkan, atau bahkan sudah mulai berlangsung di seluruh pelosok Nusantara. Di desa kami hari kemerdekaan biasa dirayakan dengan berbagai macam lomba untuk anak-anak, lomba balap karung, makan kerupuk, keseimbangan, tarik tambang, dll. Lomba Voli dan sepak bola untuk remaja dan dewasa dan puncak acara sering kali ditutup dengan konser dangdut tingkat kampung. Semua orang bahagia meski para orangtua harus menyiapkan dana tambahan, para musisi, penjual makanan dan mainan serta para perias bisa meraih penghasilan berlipat-lipat di moment ini. Namun terlepas dari riuhnya hingar bingar perayaan hari kemerdekaan di segala penjuru, sejenak saya mencoba merenung tentang Indonesia. Indonesia adalah sebuah Negara yang memiliki 5 sila dasar negara yang kita kenal dengan PANCASILA. 5 sila sakti yang menjadi dasar Negara, 5 sila yang sudah selayaknya tertanam kuat dalam diri setiap warga Negara Indonesia. Masih begitu segar dalam ingatan. Sejak di TK saya sudah mulai diajarkan Pancasila oleh guru TK kami, hampir setiap hari beliau mengajak murid-muridnya mengumandangkan pancasila bersama-sama hingga tanpa sadar kamipun hafal Pancasila diluar kepala, meskipun tidak memahami maknanya. Hampir setiap hari mengumandangkan pancasila dengan penuh kebahagiaan dan teriakan antusias. Kemudian di tingkat sekolah dasar Pancasila menjadi salah satu hiasan yang ditempel di dinding kelas agar kami bisa melihat atau membacanya setiap saat kami mau, atau ketika tanpa sengaja tatapan mata kami mendarat di sana. Ditingkat ini kami belajar mulai dari menulis pancasila dan ke 5 silanya di buku catatan, belajar membacanya hingga tahu pancasila adalah dasar Negara Indonesia, meski tetap belum memahami makna setiap silanya. Di tingkat pendidikan selanjutnya saya tidak lagi ingat pernah belajar pancasila atau tidak. Mungkin para pendidik PMP, PPKN atau pendidikan kewarganegaraan pernah menyampaikan tentang pancasila dan maknanya ketika saya sedang tidak ingin fokus dengan pelajaran di kelas yang membosankan, sedang menggantuk,sedang memiliki persoalan remaja tingkat tinggi atau karena memang para pendidik lupa untuk menyampaikan makna pancasila. Dan kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya minat membaca buku pelajaran. Bertahun-tahun kemudian di sebuah acara debat calon legislative perempuan pileg 2009 Kab. Jember yang berasal dari beberapa parpol, dan kebetulan diselenggarakan ditempat umum, tepatnya di GOLDEN MARKET salah satu pusat perbelanjaan di Jember. Awalnya acara berlangsung cukup baik, hingga ada salah seorang pelajar yang mengajukan pertanyaan tentang pancasila, pelajar tersebut meminta salah satu calon menyebutkan sila-sila dalam pancasila dan menerangkan maknanya menurut pandangan sang caleg. pertanyaan tersebut mampu membuat terkejut audien, dan membuat panik sang caleg karena ternyata beliau tidak hafal, lupa pancasila. Hal tersebut terlihat jelas saat sang caleg berusaha menjawab pertanyaan itu. Sebuah tamparan telak bagi kami semua, seorang caleg yang telah dipilih dan diajukan sebuah parpol untuk mewakili kita dalam mengambil keputusan-keputusan penting tidak hafal pancasila, yang menjadi dasar Negara. Bagaikan sebuah rumah mewah tanpa pondasi. Sejenak saya merasa lebih baik dari sang caleg karena masih tetap hafal pancasila di luar kepala berkat guru TK, dan dan sanggat berterima kasih kepada beliau untuk itu. Meski saat itu saya sendiri juga belum benar-benar memahami makna pancasila. Rasa penasaran tentang pancasila mulai muncul dalam diri, mencoba mengkomunikasikan rasa itu dengan teman-teman kuliah yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari aparatur negara, karyawan di perusahaaan swasta, guru, sales, dan shop keeper. Hasilnya 50% tidak hafal/lupa-lupa ingat pancasila, 50% tidak memahami makna pancasila dan hanya berusaha memaknai pancasila disaat pertanyaan pertanyaan tersebut dilontarkan. Sejak saat itu saya mencoba meluangkan sedikit waktu untuk belajar memahami makna pancasila, dan inilah yang yang saya dapat : PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa WNI hendaknya bertuhan atau berkeyakinan, tanpa menyebut tuhan dari agama kepercayaan tertentu, berarti semua agama di mata Negara sama, dan Negara tidak memihak pada agama tertentu 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab Indonesia memperlakukan warga negaranya dan warga dunia dengan baik dan penuh keadilan. Dengan sila ini Indonesia tidak diperkenankan menjajah warga negaranya ataupun Negara lain. 3. Persatuan Indonesia Sebagai WNI kita harus mengedapankan persatuan bangsa, jangan sampai terpecah belah karena kepetingan kelompok tertentu. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permussyawaratan perwakilan Indonesia adalah Negara yang dalam setiap keputusan-keputusan pentingnya harus diambil secara bijak dalam musyawarah wakil rakyat atau para aparat yang membantu Rakyat Indonesia menjalankan Negara. 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Negara memperlakukan seluruh warga negaranya dengan adil dan mendapat akses yang sama dalam pendidikan, ekonomi dan politik Itulah makna pancasila yang dapat saya pahami. Dan jika pancasila beserta maknanya tertanam dengan benar dalam setiap diri WNI,maka isu-isu agama tidak akan pernah menjadi isu primadona yang dipilih dan digulirkan oleh kelompok tertentu untuk memecah kesatuan bangsa, atau untuk mengalihkan isu besar yang lain, dan kalaupun sempat digulirkan hanya akan berhenti sampai pada tataran wacana yang kemudian dikritisi dengan pikiran terbuka dan secara logis, tidak dengan cinta/keyakinan yang membabi buta. Dan setiap WNI juga akan selalu diperlakukan dengan baik dan adil oleh WNI yang lain maupun oleh wakil rakyat dan aparatur Negara dimana kesatuan bangsa dan kepentingan rakyat selalu dinomersatukan. Maka kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme juga tidak akan pernnah ada dinegeri ini. Dan Indonesia akan menjadi jauh lebih baik. Semoga diulang tahun Indonesia yang ke 70 semakin banyak warga Negara Indonesia yang memahami dasar negaranya, dan pancasila beserta maknanya dapat tertanam dengan kokoh dan subur dalam diri WNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar